Pakaian dan Aksesori Paling Banyak Dibeli di Ramadhan 2023
Survei tim Market Research Home Credit Indonesia menunjukkan, pakaian dan aksesori mode menjadi barang yang paling sering dibeli pada Ramadhan tahun ini. Sebanyak 54 persen responden meminati belanja secara luring.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pakaian dan aksesori mode baru menjadi barang yang paling sering dibeli oleh masyarakat pada bulan Ramadhan 2023. Selain itu, masyarakat juga mencari gawai, peralatan elektronik rumah tangga, dan furnitur. Keinginan masyarakat membeli barang-barang ini didorong oleh pembagian tunjangan hari raya dari pemberi kerja.
Mengutip Studi Perilaku Konsumen yang dibuat oleh tim Market Research Home Credit Indonesia, pakaian dan aksesori mode menjadi barang yang dibeli di bulan Ramadhan dengan persentase 43 persen. Setelah itu, ada gawai dan aksesori di peringkat kedua barang yang paling sering dibeli, yakni dengan persentase 34 persen.
Setelah dua kategori itu, ada barang elektronik rumah tangga (27 persen), furnitur (16 persen), bingkisan (hamper dan parsel) dengan 14 persen, serta dekorasi rumah (13 persen).
Survei dilakukan terhadap 1.322 responden pelanggan Home Credit Indonesia yang mengisi kuesioner secara sukarela melalui aplikasi My Home Credit. Survei digelar pada 10-13 Februari 2023. Sebagai catatan tambahan, responden bisa mengisi lebih dari satu jawaban di beberapa pertanyaan dalam kuesioner.
Hasil lain dari studi tersebut, pembayaran dengan uang tunai menjadi metode paling banyak digunakan pada periode bulan Ramadhan 2023, yakni dengan persentase 63 persen. Setelah metode itu, pembayaran dengan menggunakan fitur beli sekarang bayar nanti (pay later) dipilih oleh 43 persen responden, lalu dompet elektronik dengan 34 persen, pembiayaan barang (32 persen), kartu debit (18 persen), dan kartu kredit (8 persen).
Selain itu, aktivitas belanja luring secara fisik masih diminati oleh 54 persen responden, sementara 46 persen responden lainnya memilih belanja daring selama periode bulan Ramadhan ini.
VP Brand and Marketing Strategy Home Credit Indonesia Martha Grashiana menjelaskan, survei dilakukan untuk menangkap bagaimana pola dan perilaku belanja konsumen pada periode Ramadhan tahun ini.
Secara historis, periode bulan Ramadhan selalu mendorong belanja di masyarakat. Salah satunya ditopang oleh pembagian tunjangan hari raya (THR).
Ia menambahkan, secara historis periode bulan Ramadhan selalu mendorong belanja di masyarakat. Salah satunya ditopang oleh pembagian tunjangan hari raya (THR) oleh pemberi kerja kepada karyawannya.
”Masyarakat cenderung mengalokasikan lebih banyak dana untuk memenuhi kebutuhan seperti zakat, buka puasa bersama, makanan, hingga belanja aneka kebutuhan dalam periode ini,” ujar Martha pada paparan Survei Perilaku Konsumen, Kamis (6/4/2023).
Pada kesempatan yang sama, perencana keuangan Annisa Steviana mengatakan, baik dalam periode bulan Ramadhan maupun bulan biasa, masyarakat tetap perlu mengelola keuangannya secara tepat. Hal ini agar masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhannya dengan dana yang ada.
Hanya, lanjut Annisa, saat Lebaran peredaran uang di masyarakat meningkat pesat sehingga turut mendorong belanja di masyarakat. Ia menambahkan, pembagian THR turut meningkatkan konsumsi di masyarakat.
Oleh karena itu, katanya, penting sekali mengelola keuangan pada periode ini. ”Jangan sampai muncul berbagai keinginan yang melebihi keuangan. Setelah periode ini selesai, keuangan malah defisit,” ujarnya.
Salah satu tips mengelola keuangan dan THR agar tidak lekas habis adalah dengan merencanakan belanja dan mencatat pengeluaran.
Ia mengatakan, salah satu tips mengelola keuangan dan THR agar tidak lekas habis adalah dengan merencanakan belanja dan mencatat pengeluaran. ”Pengeluaran untuk buka bersama, beli hamper, belanja baju baru, dan sebagainya itu boleh-boleh saja. Tapi, sebaiknya dicatat sehingga bisa dilacak, sudah berbelanja apa saja, ya,” ujar Annisa.
Annisa juga menyarankan masyarakat untuk menghindari berutang guna memenuhi keinginan belanja pada periode ini. Jangan sampai, hanya untuk kesenangan sesaat dan bukan untuk pemenuhan kebutuhan riil, masyarakat malah terlilit utang di kemudian hari.
Merchant Business Customer Value Management (CVM) PT Bank Jago Tbk Yusuf Aria Putera menambahkan, aplikasi Bank Jago bisa memudahkan konsumen untuk memisahkan rekening belanja dan dengan tabungan. Ini membantu konsumen untuk mengelola keuangannya lebih optimal.